Kondisi Kebakaran Hutan di Riau
Kebakaran Hutan RiauKebakaran hutan sering terjadi di Sumatera khususnya di Riau dan Jambi. Kebakaran hutan masih menjadi persoalan tahunan yang dihadapi oleh negara kita di pertengahan musim kemarau.
Kebakaran hutan yang terjadi disebabkan luasnya lahan gambut yang terbakar serta tindakan oknum tertentu yang dengan sengaja melakkan pembakaran. pada awal maret 2014, 7 dari 90 tersangka pembakar hutan telah dimejahijaukan. Dari luas lahan yang terbakar lebih dari 90 persen sengaja dibakar.
Meskipun ada indikasi keterlibatan perusahaan kelapa sawit dalam pembakaran hutan, Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun menyatakan dengan tegas tidak ada keterlibatan perusahaan sawit dalam kebakaran yang terjadi. Selain itu menurut Menteri Pertanian Suswono Pemilik perkebunan besar sudah pasti tidak melakukan pembakaran, karena berisiko. Begitu ketahuan pasti dicabut izinnya. Namun ternyata pada tahun 2013 ada perusahaan sawit di Riau yang terbukti melakukan pembakaran. Perusahaan berinisial AP ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Riau.
Tampak petugas sedang memadamkan api (Kebakaran hutan Riau) |
Menurut Utomo Y.W., Industri kelapa sawit di Indonesia dilakukan tidak berkelanjutan, serta tidak ramah lingkungan. Akibatnya perusahaan sawit harus membuka lahan seluas-luanya dengan cara dibakar.
Dampak
Bencana kabut asap yang terjadi menimbulkan dampak kesehatan dan ekonomi yang cukup serius. Luasnya kebakaran menimbulkan kabut
asap yang sangat tebal hingga sampai kenegara tetangga, Malaysia dan Singapura.
Pada tahun 2013 kabut asap yang terjadi di Singapura pernah mencapai level
kritis 400 sehingga menimbulkan ketegangan diantara kedua negara. Pada tahun
2013 Menteri Lingkungan Malaysia G. Palanivel mendesak Indonesia meratifikasi
Perjanjian Penting ASEAN untuk mengatasi kabut asap.
Kabut asap menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti radang paru-paru (Pnemonia). Selain masalah kesehatan, aktivitas penerbangan juga sangat terganggu. Bandara menderita kerugian milyaran rupiah akibat sistem buka tutup dan keterlambatan jadwal penerbangan.
Kebakaran pada tahun 2014 meliputi kawasan konservasi seluas 2.398 hektar. Menurut mongbay.com angka kehilangan luas hutan di Riau tahun 1982 hingga 2012 mencapai 4.410.012 hektar, sehingga luas hutan yang tersisa di Riau tahun 2012 hanya 2.005.643,56 hektar atau hanya 22.5 persen dari luas daratan Riau. Sebagai daerah yang sangat kaya terhadap keanekaragamn makhluk hidup (Mega Biodiversity), kebakaran hutan menjadi ancaman serius bagi flora dan fauna di Riau .
Dari Januari-Maret 2014 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan kerugian Provinsi Riau akibat kebakaran hutan mencapai Rp10 triliun.
Kabut asap menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti radang paru-paru (Pnemonia). Selain masalah kesehatan, aktivitas penerbangan juga sangat terganggu. Bandara menderita kerugian milyaran rupiah akibat sistem buka tutup dan keterlambatan jadwal penerbangan.
Kebakaran pada tahun 2014 meliputi kawasan konservasi seluas 2.398 hektar. Menurut mongbay.com angka kehilangan luas hutan di Riau tahun 1982 hingga 2012 mencapai 4.410.012 hektar, sehingga luas hutan yang tersisa di Riau tahun 2012 hanya 2.005.643,56 hektar atau hanya 22.5 persen dari luas daratan Riau. Sebagai daerah yang sangat kaya terhadap keanekaragamn makhluk hidup (Mega Biodiversity), kebakaran hutan menjadi ancaman serius bagi flora dan fauna di Riau .
Tampak kabut asap menutupi bangunan penanda Malaysia Putra Perdana di Putrajaya Sumber: VOA Indonesia |
Dari Januari-Maret 2014 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan kerugian Provinsi Riau akibat kebakaran hutan mencapai Rp10 triliun.
Penanggulangan
1. Pemadaman api secara langsung di
darat
2. Pemadaman api melalui udara dengan
teknik Water Bombing
3. Penangan hukum bagi para pelaku
perusak dan pembakaran hutan
Pada kebakaran hutan tahun 2013, TNI harus
mengudarakan pesawat amfibi Rusia sebanyak 10
pesawat untuk menangani
kebakaran. Pada tahun 2014, lebih dari 1000 TNI di berangkatkan dari jakarta.
Sulitnya mengatasi kebakaran dan kurangnya kontrol
serta penindakan yang kurang tegas dalam menangani bencana kebakaran hutan Riau
membuat bencana ini akan terus berulang seperti benang kusut.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkah Berkomentar Sesuai Dengan Konten, Bisa Berupa Tanggapan, Kritik, Ataupun Saran. Terimakasih.