12 April 2014

Babirusa (Babyrousa sp.) Satwa Indonesia


Babirusa (Babyrousa sp.) adalah salah satu jenis hewan primitif endemik Indonesia yang hanya ditemukan ditemukan di Sulawesi, Togian, Sula dan Kepulauan Buru. Babirusa hidup pada daerah yang lembab dan hutan rawa di sepanjang tepi danau atau sungai.

Klasifikasi
Kerajaan        : Animalia
Filum              : Chordata
Kelas              : Mammalia
Ordo               : Artiodactyla
Keluarga        : Suidae
Genus            : Babyrousa
Spesies         : Babyrousa babyrussa, Babyrousa bolabatuensis, Babyrousa
                         celebensis
, Babyrousa togeanensis (4 sub spesies)

Babirusa Sulawesi (Babyrousa sp.) (Sumber: jean-philipe-delobelle.com)

Ukuran Tubuh
Panjang tubuh         : 34 ¼ hingga 42 inci ( 90-110 cm )
Tinggi                       : 25-32 inci ( 65-80 cm )
Panjang ekor           : 10 ½ sampai 12 ½ inci ( 27-32 cm )
Berat                        : Sampai dengan £ 220  ( 100 kg )

Makanan
Dialam liar Babirusa biasa memakan akar, buah, umbi, daun-daunan, larva serangga, dan buah-buahan. Babirusa biasa memakan buah yang beracun
(toxic) karena pencernaan Babirusa tahan terhadap racun tumbuhan tertentu. Dibeberapa kebun binatang Babirusa diberi ransum makan berupa pelet berserat tinggi, sayuran, buah, dan jerami.

Reproduksi
Babirusa hidup menyendiri atau dalam kelompok keluarga kecil. Masa kehamilan Babirusa antara 125-150 hari dan bayi yang dilahirkan memiliki panjang antara 6 hingga 8 inci ( 15-20 cm ). Umumnya Babirusa hanya melahirkan satu atau dua anakan saja, karena Babirusa betina hanya memiliki 2 puting untuk menyusui. Karakteristik ini menunjukkan bahwa Babirusa sangat primitif. Selama periode pengasuhan (
Parental care) Ibu Babirusa sangat agresif dalam menjaga anaknya.

Perilaku
Babirusa adalah hewan yang aktif pada siang hari (
diurnal). Babirusa lebih memilih rawa berhutan dan semak buluh yang rimbun untuk bersembunyi dan berkubang. Babirusa dikenal sebagai perenang yang baik dan biasa menyebrang sungai untuk mencari makanan.
Distribusi Babyrousa babyrussa di Kepulauan Sula dan Pulau Buru
Merah: mungkin telah mengalami kepunahan (Extinct in The Wild)

Keunikan
Babirusa dianggap berbeda dari babi hutan Asia Tenggara lainnya, terutama karena penampilan
mereka yang tidak biasa. Hal yang paling mencolok dari Babirusa adalah ukuran gigi taring atasnya dapat tumbuh mencapai 12 inci pada Babirusa jantan. Pada beberapa individu, gigi taring tumbuh melingkar dan kembali ke rahang atas dimana gigi taring pertama kali muncul. Gigi taring seperti ini relatif rapuh dan mungkin digunakan untuk pertahanan. Gigi taring Babirusa telah menyebabkan banyak legenda dan mitos di kalangan penduduk asli Sulawesi. Suku Melayu percaya bahwa Babirusa dapat menggantung pada cabang-cabang pohon dengan gigi taring mereka. 

Status Konservasi
Berikut perkembangan status konservasi Babirusa dari tahun 1986 hingga tahun 1996:
1996
Vulnerable (Baillie and Groombridge 1996)
1996
Vulnerable
1994
Vulnerable (Groombridge 1994)
1990
Vulnerable (IUCN 1990)
1988
Vulnerable (IUCN Conservation Monitoring Centre 1988)
1986
Vulnerable (IUCN Conservation Monitoring Centre 1986)


 






Babirusa adalah satwa langka yang terus mengalami tekanan di alam liar. Penurunan populasinya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya pemangsaan (Predasi) oleh musang dan ular sanca, serta ancaman terbesar dari aktifitas manusia terutama perburuan dan perusakan hutan.

Referensi
Louisville Zoo Fact Sheet: Babirusa
iucnredlist.org




0 komentar:

Post a Comment

Silahkah Berkomentar Sesuai Dengan Konten, Bisa Berupa Tanggapan, Kritik, Ataupun Saran. Terimakasih.

Copyright © 2012 GOMUMU All Right Reserved