Sejarah Planet Bumi: Ditata
surya kita hanya ada satu tempat untuk kelayakan dan bertahan hidupnya ras
manusia, tempat itu bernama Bumi. Untuk pergi ke Bulan atau Mars
kita membutuhkan pakaian pelindung serta tanki Oksigen. Hal ini secara jelas membuat keterbatasan dan jurang pemisah yang sangat dalam. Namun, misteri alam semesta membuat kita jauh berpikir
ada apa di luar sana, apakah kita sendiri atau ada teman lain. Bumi yang kita huni menjadi tempat ras manusia untuk tumbuh, mati, dan berkembang.
Tahukah anda apa itu bumi? Sudahkah kita mengenalnya setelah puluhan
tahun? Sudahkah kita mengenal tempat berpijak kita sendiri?
Mari kita sama-sama menelisik dan mengenal lebih dalam mengenai planet kita, Bumi.
Sejarah Awal Pembentukan Planet Bumi
Bumi adalah planet yang memiliki sejarah panjang, sama seperti planet lain didalam ruang Tata Surya. Dahulu kala, saat matahari berusia 10-50 juta tahun lalu di sekelilingnya hanya ada debu dengan graviatasi tak teratur. Kemudian debu itu memudar, terbagi menjadi panas kemudian menjadi hangat dan dingin. Debu tadi menggumpal layaknya asap di zona hangat, lalu lahirlah Bumi, kemudian di zona panas Merkurius dan Venus terbentuk. Sedangkan di zona dingin lahirlah planet berinti keras seperti Jupiter dan planet besar lainya.
Secara geologis menurut Preston Ercelle Cloud pada tahun 1972, ada sebuah masa yang dinamakan masa Hades (4,6-3,8 milyar tahun lalu). Masa Hades disebut juga dunia bawah karena pada masa itu gravitasi berpengaruh sangat besar. Besarnya gravitasi ini ditandai dengan suhu panas dan berkabut, layaknya neraka dalam Mitologi Yunani dengan Hades sebagai penjaganya. Istilah ini diberikan kepada masa sebelum batuan awal tercipta. Selama masa Hades, Bumi dan tata surya terbentuk dari pembekuan dan hubungan kontraksi awan besar, serta debu di sekitar matahari yang disebut cakram akresi matahari.
Berdasarkan penanggalan radiometrik yang di lakukan oleh sejumlah ilmuan geologi, batuan awal Bumi adalah Kristal Zirkon (ZrSiO4) yang berusia 4.4 milyar tahun.
Meski tidak di ketahui secara pasti bagaimana bumi terbentuk, jika kita mengacu pada meteorit Diablo Canyon yang jatuh di 3-4 mil sebelah Barat Kawah Baringer, setidaknya kita dapat memperkirakan catatan awal Bumi sekitar 4,54 milyar tahun silam. Perlu diketahui juga bahwa planet, asteroid, meteor, komet, dan bintang terbentuk dari materi serumpun, sama seperti batuan Kristal Zirkon.
Pada awalnya Bumi dan planet lain berbentuk cair, kemudian kandungan besi cair yang lebih berat tenggelam kebawah karna tekanan sehingga melahirkan inti bumi. Unsur yang ringan naik ke permukaan berubah menjadi kerak, seperti sampah yang berada di atas air. Kemudian gas yang ada meluap seperti air yang menguap (metana, amonia dan zat hidrogen), kemudian menghasilkan hujan yang dalam periode panjang menjadikan lautan (4,3-4,4 milyar tahun lalu). Sejak saat itulah bumi menjadi planet seutuhnya.
Seperti yang kita ketahui dari kisah
Neil Amstrong, Bulan punya
sejarah awal yang dipenuhi dengan bombardir meteorit raksasa seperti
terlihat pada citra bulan saat ini. Kawah yang tidak beraturan
memperlihatkan bahwa sejarah bumi
pasti jauh lebih keras dibandingkan dengan Bulan karena bumi memiliki
gaya gravitasi 6 kali jauh lebih besar.
Akan tetapi, apa yang terjadi di bulan (berjarak 380 ribu
km) pada saat ini seperti tidak terjadi di Planet Bumi. Hal ini mungkin karena kawah-kawah yang ada dibumi telah terhapus erosi
permukaan bumi.
Bumi memiliki diameter 12.756,2 km dengan jarak rata rata 149,6 juta km dari
matahari. Bumi berbentuk agak pepat lonjong dan tidak bundar. Bumi mempunyai gerak seperti gasing yang sangat cepat
mencapai 23 jam 57 menit
dalam sekali putaran. Hasil hitung-hitungan, bobot Bumi 5,9736 x 10
berpangkat 24 Kg dibandingkan rumah kita. Bumi mengitari Matahari dalam waktu 365, 242 hari atau jika dibulatkan menjadi 1 tahun. Bumi memiliki temperatur permukaan rata-rata 15 derajat Celcius.
Udara atau atmosfer Bumi tersusun dari oksigen yg menjadi nafas kita. Bumi memiliki Oksigen sebesar 20,946 persen dan gas Hidrogen sebesar 78,084 persen. Bagaimana jika gas mulia ini tidak ada di bumi? tentu saja Bumi akan terlahir seperti layaknya Planet Venus yang panas, dengan atmosfer gas Argon 9340 ppm, Karbondioksida sebagai pasangan Oksigen sebanyak 350 ppm serta gas lain seperti Neon, Helium, Metana, Krypton, dan Hidrogen. Bicara soal Karbondioksida, kemungkinan pengaruhnya sangat besar di awal pembentukan kehidupan di Bumi. Karbondioksida di udara mengalami daur Karbon. Namun jika kita menelisik bagaimana kehidupan pertama ada di Bumi maka timbul banyak pertanyaan yang tidak akan terjawab. Ada jurang yang dalam antara sebuah kepercayaan dan keilmiahan. Yang jelas, setelah Bumi menjadi dingin dan dipenuhi dengan air maka setelah itu kehidupan pertama muncul.
Setelah makhluk hidup pertama muncul, selanjutnya kita tahu bahwa periode bumi diisi oleh jenis-jenis hewan yang berbeda. Menurut catatan fosil yang ada ada 6 gelombang kepunahan makhluk hidup di bumi ini. Kala itu bumi pernah diisi oleh tumbuhan paku-pakuan raksasa dan jamur, serangga air raksasa, serangga darat raksasa, reptil raksasa dan lain sebagainya. Mereka telah punah dan digantikan oleh makhluk hidup saat ini dan manusialah yang kini memimpin semuanya.
Teori Heliosentris dan Pandangan Manusia terhadap Bumi
Mari kita sama-sama menelisik dan mengenal lebih dalam mengenai planet kita, Bumi.
Sejarah Awal Pembentukan Planet Bumi
Bumi adalah planet yang memiliki sejarah panjang, sama seperti planet lain didalam ruang Tata Surya. Dahulu kala, saat matahari berusia 10-50 juta tahun lalu di sekelilingnya hanya ada debu dengan graviatasi tak teratur. Kemudian debu itu memudar, terbagi menjadi panas kemudian menjadi hangat dan dingin. Debu tadi menggumpal layaknya asap di zona hangat, lalu lahirlah Bumi, kemudian di zona panas Merkurius dan Venus terbentuk. Sedangkan di zona dingin lahirlah planet berinti keras seperti Jupiter dan planet besar lainya.
Secara geologis menurut Preston Ercelle Cloud pada tahun 1972, ada sebuah masa yang dinamakan masa Hades (4,6-3,8 milyar tahun lalu). Masa Hades disebut juga dunia bawah karena pada masa itu gravitasi berpengaruh sangat besar. Besarnya gravitasi ini ditandai dengan suhu panas dan berkabut, layaknya neraka dalam Mitologi Yunani dengan Hades sebagai penjaganya. Istilah ini diberikan kepada masa sebelum batuan awal tercipta. Selama masa Hades, Bumi dan tata surya terbentuk dari pembekuan dan hubungan kontraksi awan besar, serta debu di sekitar matahari yang disebut cakram akresi matahari.
Berdasarkan penanggalan radiometrik yang di lakukan oleh sejumlah ilmuan geologi, batuan awal Bumi adalah Kristal Zirkon (ZrSiO4) yang berusia 4.4 milyar tahun.
Meski tidak di ketahui secara pasti bagaimana bumi terbentuk, jika kita mengacu pada meteorit Diablo Canyon yang jatuh di 3-4 mil sebelah Barat Kawah Baringer, setidaknya kita dapat memperkirakan catatan awal Bumi sekitar 4,54 milyar tahun silam. Perlu diketahui juga bahwa planet, asteroid, meteor, komet, dan bintang terbentuk dari materi serumpun, sama seperti batuan Kristal Zirkon.
Pada awalnya Bumi dan planet lain berbentuk cair, kemudian kandungan besi cair yang lebih berat tenggelam kebawah karna tekanan sehingga melahirkan inti bumi. Unsur yang ringan naik ke permukaan berubah menjadi kerak, seperti sampah yang berada di atas air. Kemudian gas yang ada meluap seperti air yang menguap (metana, amonia dan zat hidrogen), kemudian menghasilkan hujan yang dalam periode panjang menjadikan lautan (4,3-4,4 milyar tahun lalu). Sejak saat itulah bumi menjadi planet seutuhnya.
Ilustrasi Bombardir Meteorit Awal Planet Bumi. Sumber: Galleryhip |
Timeline Sejarah Planet Bumi. Sumber: Wisc |
Udara atau atmosfer Bumi tersusun dari oksigen yg menjadi nafas kita. Bumi memiliki Oksigen sebesar 20,946 persen dan gas Hidrogen sebesar 78,084 persen. Bagaimana jika gas mulia ini tidak ada di bumi? tentu saja Bumi akan terlahir seperti layaknya Planet Venus yang panas, dengan atmosfer gas Argon 9340 ppm, Karbondioksida sebagai pasangan Oksigen sebanyak 350 ppm serta gas lain seperti Neon, Helium, Metana, Krypton, dan Hidrogen. Bicara soal Karbondioksida, kemungkinan pengaruhnya sangat besar di awal pembentukan kehidupan di Bumi. Karbondioksida di udara mengalami daur Karbon. Namun jika kita menelisik bagaimana kehidupan pertama ada di Bumi maka timbul banyak pertanyaan yang tidak akan terjawab. Ada jurang yang dalam antara sebuah kepercayaan dan keilmiahan. Yang jelas, setelah Bumi menjadi dingin dan dipenuhi dengan air maka setelah itu kehidupan pertama muncul.
Setelah makhluk hidup pertama muncul, selanjutnya kita tahu bahwa periode bumi diisi oleh jenis-jenis hewan yang berbeda. Menurut catatan fosil yang ada ada 6 gelombang kepunahan makhluk hidup di bumi ini. Kala itu bumi pernah diisi oleh tumbuhan paku-pakuan raksasa dan jamur, serangga air raksasa, serangga darat raksasa, reptil raksasa dan lain sebagainya. Mereka telah punah dan digantikan oleh makhluk hidup saat ini dan manusialah yang kini memimpin semuanya.
Sejarah Kehidupan di Planet Bumi. Sumber: Youthcarzt. |
Sejak kemunculan Copernicus, seorang ilmuan yang lahir 19 februari 1473 di Torun, Polandia, pandangan menusia terhadap plenet bumi kita banyak berubah. Copernicus Mengeluarkan teori tentang heliosentris, dimana dinyatakan bahwa bumi
mengitari matahari, bukan matahari yang mengitari bumi. Meski teori ini mendapat perlawanan dari pihak gereja
pada saat itu (abad ke-15), namun sang ilmuan tetap mempertahankan
teorinya dan mencoba menghapus teori yang berkembang pada saat itu. Pada saat itu
masyarakat dan pihak gereja meyakini bahwa matahari dan benda langit
lainnya mengitari bumi, sesuai dengan naskah kitab suci. Teori yang dipercaya ini di kenal dengan istilah geosentris. Karena terjadi silang pendapat, akhirnya Copernicus beberapa kali dipenjara dan buku yang dikeluarkannya 'The revolutionibus orbium colestium' dicekal serta dilarang untuk diterbitkan. Buku Copernicus menjadi buku terlarang dan haram untuk dimiliki oleh siapapun. Setelah pandangan-pandangan Copernicus tenggelam oleh kepercayaan, barulah beberapa dekade setelah kematian Copernicus teori heliosentris dipercayai. Teori ini didukung dan dibuktikan oleh ilmuan-ilmuan tersohor seperti Galileo dan Keepler. Sejak
masa itu pula pandangan manusia berubah, manusia memandang alam semesta menjadi lebih dalam dan luas.
Sejarah Bumi Modern dan Manusia
Seiring perjalanan waktu, manusia telah mengenal Bumi dan alam semesta dengan lebih baik. Manusia telah menemukan banyak cara dalam mengenali planetnya. Namun, karena dominansi yang sangat tinggi, manusia juga banyak merubah keadaan planet bumi. Muka bumi saat ini dipenuhi dengan karya hasil tangan manusia, seperti gedung-gedung, lapangan, jembatan, pabrik, areal pertanian, dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan terhadap planet bumi ini terjadi kerena pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia.
Pada abad ke 20 ini kita bisa memetakan seluruh permukaan planet, salah satunya melalui media pencitraan planet yang diambil dari langit. Contohnya adalah berita peramalan cuaca yang di gunakan seluruh umat manusia sepanjang hari. Dari riset hasil pencitraan itu kita di ajak mengenali keadaan bumi baik pada permukaan maupun bagian dalam.
Dengan kemampuan yang sangat cerdas kini manusia jauh lebih mengenal planetnya sendiri. Banyak sekali fakta mengenai planet bumi yang telah diungkap oleh manusia. Sebagai contoh, ilmu kimiawi dan geologi telah mengungkap bahwa planet bumi ini terbagi menjadi
beberapa lapisan. Lapisan-lapisan ini seperti apa yang terdapat pada mahluk hidup yang
menghuni bumi itu sendiri. Bagian-bagian bumi ini seperti tertata secara teratur dengan beragam fungsi. Bumi memiliki
lapisan kulit seperti layaknya lapisan kulit manusia yang padat dan
cairan sebagaimana darah yang mengalir. Begitu juga bumi tampak padat
terisi oleh
kandungan tanah dan bebatuan serta air laut yang mendominasi lebih
dari 70 persen permukaan bumi.
Lapisan bumi memiliki kedalaman mulai dari 0 kilometer hingga 40 kilometer di bawah permukaan laut. Bagi Gomumu itu sudah cukup dalam, namun ternyata masih ada areal yang mengisi bumi di bawah lapisan kulit sebelumnya, area itu disebut dengan istilah mantel. Mantel bumi ini mempunyai fungsi yang sama yaitu melindungi inti bumi dari segala ancaman. Lapisan mantel sangat tebal bahkan ketebalannya mendominasi isi bumi. Kulit bumi mempunyai massa 0,026 x 10 berpangkat 24 Kilogram, sedangkan mantel bumi mempunyai massa 4,043 x 10 berpangkat 24 Kilogram yang tersusun dari beragam zat seperti Silikon, Magnesium, Oksigen, Besi, Kalsium, Sluminium, Minyak dan Pyroksin.
Lapisan mantel terbagi lagi menjadi beberapa lapisan yang mempunyai tingkat kedalaman yang luar biasa. Diantaranya adalah lapisan mantel atas, sebuah lapisan yang merupakan batas akhir lapisan kulit dengan kedalaman 40 kilometer hingga 400 kilometer. Menuju kedalam lagi ada lapisan transisi batas antara lapisan mantel atas dan mantel bawah sedalam 400 kilometer hingga 650 kilometer. Masuk lebih dalam lagi ada lapisan mantel bawah yang semakin dekat ke inti dengan kedalaman 650 kilometer hingga 2.890 kilometer. Setelah itu kita akan menemukan lapisan inti luar sekitar kedalaman 2.890 hingga 5.150 kilometer dan juga inti dalam yang panas berada di kedalaman 5.150 kilometer hingga 6.378 kilometer. Sungguh kedalaman yang tak bisa dibayangkan.
Berbicara tentang inti bumi pasti berkaitan juga dengan bagaimana temperatur di
sekitar inti. Penelitian secara geologis telah banyak membuktikan bahwa inti bumi
sangat panas bahkan melebihi panas permukaan matahari yang mencapai 6000
derajat Celcius. Inti bumi kita mencapai termperatur 7.227 derajat Celcius. Wah, sebaiknya kita jangan bermimpi untuk masuk ke inti bumi yang
super panas itu.
Setelah penjelasan panjang lebar mengenai planet bumi diatas ada sebuah pertanyaan yang muncul, yaitu Bagaimana manusia bisa tahu semua hal diatas, sementara manusia tidak pernah berada didalam sana? Itulah contoh dari kecerdasan manusia dalam mengenali planet bumi. Dengan kecerdasannya manusia telah lebih memahami planetnya. Memahami apa yang dinamakan dengan rumahnya, Bumi!
Penulis: Didit Widyanto
Editor: Eko
Referensi: Einseklopedia Astronomi (Rohmat Haryadi) dan the solar system network Sejarah Bumi Modern dan Manusia
Seiring perjalanan waktu, manusia telah mengenal Bumi dan alam semesta dengan lebih baik. Manusia telah menemukan banyak cara dalam mengenali planetnya. Namun, karena dominansi yang sangat tinggi, manusia juga banyak merubah keadaan planet bumi. Muka bumi saat ini dipenuhi dengan karya hasil tangan manusia, seperti gedung-gedung, lapangan, jembatan, pabrik, areal pertanian, dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan terhadap planet bumi ini terjadi kerena pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia.
Pada abad ke 20 ini kita bisa memetakan seluruh permukaan planet, salah satunya melalui media pencitraan planet yang diambil dari langit. Contohnya adalah berita peramalan cuaca yang di gunakan seluruh umat manusia sepanjang hari. Dari riset hasil pencitraan itu kita di ajak mengenali keadaan bumi baik pada permukaan maupun bagian dalam.
New York, Gambaran Muka Bumi Adad 20. Sumber. Timsklyarov. |
Lapisan bumi memiliki kedalaman mulai dari 0 kilometer hingga 40 kilometer di bawah permukaan laut. Bagi Gomumu itu sudah cukup dalam, namun ternyata masih ada areal yang mengisi bumi di bawah lapisan kulit sebelumnya, area itu disebut dengan istilah mantel. Mantel bumi ini mempunyai fungsi yang sama yaitu melindungi inti bumi dari segala ancaman. Lapisan mantel sangat tebal bahkan ketebalannya mendominasi isi bumi. Kulit bumi mempunyai massa 0,026 x 10 berpangkat 24 Kilogram, sedangkan mantel bumi mempunyai massa 4,043 x 10 berpangkat 24 Kilogram yang tersusun dari beragam zat seperti Silikon, Magnesium, Oksigen, Besi, Kalsium, Sluminium, Minyak dan Pyroksin.
Lapisan mantel terbagi lagi menjadi beberapa lapisan yang mempunyai tingkat kedalaman yang luar biasa. Diantaranya adalah lapisan mantel atas, sebuah lapisan yang merupakan batas akhir lapisan kulit dengan kedalaman 40 kilometer hingga 400 kilometer. Menuju kedalam lagi ada lapisan transisi batas antara lapisan mantel atas dan mantel bawah sedalam 400 kilometer hingga 650 kilometer. Masuk lebih dalam lagi ada lapisan mantel bawah yang semakin dekat ke inti dengan kedalaman 650 kilometer hingga 2.890 kilometer. Setelah itu kita akan menemukan lapisan inti luar sekitar kedalaman 2.890 hingga 5.150 kilometer dan juga inti dalam yang panas berada di kedalaman 5.150 kilometer hingga 6.378 kilometer. Sungguh kedalaman yang tak bisa dibayangkan.
Magma yang Keluar ke Lapisan Paling Atas. Sumber: Wikipedia. |
Setelah penjelasan panjang lebar mengenai planet bumi diatas ada sebuah pertanyaan yang muncul, yaitu Bagaimana manusia bisa tahu semua hal diatas, sementara manusia tidak pernah berada didalam sana? Itulah contoh dari kecerdasan manusia dalam mengenali planet bumi. Dengan kecerdasannya manusia telah lebih memahami planetnya. Memahami apa yang dinamakan dengan rumahnya, Bumi!
Penulis: Didit Widyanto
Editor: Eko
terima kasih buat info sejarah terbentuknya bumi
ReplyDeleteTerimakasih kembali Mas, Semoga bermanfaat :D
ReplyDeletenice info gan :D
ReplyDeleteThanks, Mas Andro
ReplyDeleteUlasannya sangat kereen, panjang, jelas dan enak untuk di baca.... ilmu pengetahuan memang mengagumkan, sekarang saya mengerti sejarah bumi berdasarkan teori pengetahuan... terimakasih banyak infonya sangat bermnfaat
ReplyDeleteartikelnya lengkap terimakasih. citra maja menyediakan hunian yang asri dan nyaman dan juga ruko untuk mengembangkan usaha yang mempunyai lokasi yang sangat strategis dengan harga yang terjangkau.
ReplyDeleteThankks great post
ReplyDelete