Banyak jenis-jenis mamalia herbivora di Benua Afrika melakukan migrasi untuk mendapatkan air. Dalam beberapa penelitian diungkapkan, mamalia herbivora memulai bermigrasi pada saat kondisi kadar garam (salinitas) sumber air berubah. Disaat-saat tertentu kebutuhan akan makanan (rumput) juga menipis dan persaingan untuk mendapatkannya sangat besar. Oleh karena itu untuk bertahan mereka harus melakukan migrasi.
Selain mamalia, studi pola migrasi yang paling sering dikaji adalah pola migrasi burung. Berbagai jenis burung melakukan migrasi dalam berbagai tujuan. Diantara jenis hewan didunia burung memiliki modal penting untuk bermigrasi, berupa sayap sebagai mobilisasi yang paling efesien dan paling cepat. Burung-burung pantai (Shore Birds) melakukan migrasi ribuan kilometer dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan, termasuk Indonesia.
Selain mamalia dan aves, tentu masih banyak sekali pola migrasi hewan-hewan lainnya seperti penyu. Namun khusus pada bahasan ini kita fokus kepada pola migrasi jenis-jenis ikan didunia.
Migrasi Ikan di Dunia
Dilaut, beberapa jenis ikan bermigrasi sepanjang tahun. Pada saat remaja mereka melakukan migrasi dengan jarak meter hingga ribuan kilometer dan kembali lagi untuk bertelur. Secara umum pola migrasi ikan dilaut dipengaruhi oleh arus dan oceanografi. Pola migrasi ikan laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam, berikut gomumu gambarkan 2 pola migrasi yang paling penting untuk diketahui:
- Oceanodromouse
Pola migrasi ini merupakan pola yang paling umum dijumpai pada beberapa jenis ikan di lautan didunia. Ikan-ikan didunia hidup dan bermigrasi dilaut, tanpa melibatkan pengaruh air tawar. Beberapa jenis ikan seperti ikan Herring ( Clupea harengus), Cod (Gadus morhua), Tuna Putih (Germo alalunga), dan Tuna Merah (Thunnus thynnus) melakukan migrasi ribuan kilometer dari lautan kelautan lainnya serta dari musim ke pergantian musim lainnya. - Anadromous
Pola migrasi jenis-jenis ikan ini dilakukan dengan tujuan kebutuhan akan lingkungan yang sesuai untuk proses perkembengan telur. Pola migrasi ini adalah ikan ditetaskan di perairan tawar, hidup dilautan, dan bermigrasi ke perairan tawar untuk peneluran. Pola migrasi ini dimainkan dengan peran adaptasi fisiologis (Osmoregulasi) yang sangat unik. Dimana ikan-ikan tersebut harus bertahan dengan pergantian kadar garam yang drastis, dari kondisi lingkungan berkadar garam tinggi (laut) ke daerah yang berkadar garam rendah (sungai). Kemampuan adaptasi ini hanya bisa dimiliki oleh beberapa jenis ikan dilautan. Jenis-jenis ikan yang memiliki kemampuan ini seperti ikan Salmon dan belut dari genus Anguilla.
Keuntungan Migrasi Ikan Bagi Nelayan Indonesia
Migrasi ikan didunia memiliki pola teratur yang dapat diprediksi oleh manusia. Nelayan di Indonesia mengenal istilah musiman untuk berbagai jenis ikan dilautan. Pada bulan-bulan tertentu banyak dijumpai jenis-jenis ikan tertentu dan dibulan-bulan lainnya dijumpai jenis ikan lainnya. Salah satu jenis ikan laut yang bermigrasi jarak jauh adalah jenis ikan tuna. Kebanyakan daerah tangkapan ikan tuna berada di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Di Indonesia, habitat ikan tuna banyak ditemui di sisi selatan laut Pulau Jawa, hingga kawasan timur Indonesia. Berbagai jenis ikan tuna seperti Bluefin, Tuna Sirip Kuning (yellowfin-Thunnus albacares) dan ikan Tuna cakalang memiliki musim migrasi tertentu dan wilayah yang spesifik. Puncak musim penangkapan ikan cakalang pada umumnya berkisar pada musim peralihan (April-Juni).
Ancaman Migrasi Ikan
Populasi ikan sangat tergantung pada karakteristik habitat air yang mendukung semua fungsi biologis. Ada beberapa ancaman yang dapat mengganggu bahkan memutus pola migrasi, baik secara alami maupun karena aktivitas manusia . Beberapa ancaman dari aktivitas manusia seperti pembuatan bendungan dan pintu air, PLTA, pengembangan perikanan intensif, hilangnya habitat dan fragmentasi, serta over fishing dapat memutuskan migrasi ikan dan menurunkan populasinya hingga ke angka terendah. Oleh karena itu, segala bentuk pembangunan haruslah memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan biota sedatail mungkin. Penurunan populasi akibat terputusnya jalur migrasi ikan sehingga ikan tidak dapat melakukan migrasi akan berdampak pada penurunan hasil tangkapan ikan. Siapa sekarang yang menuai dampaknya? manusia lagi.
Bendungan Gouet menghalangi migrasi ikan salmon di sungai Gouet (Britanny, Prancis). (Foto Larinier @fao.org)
Bendungan PLTA (Nepal) dalam proses pembangun (2001) Memutus Pola Migrasi Spesies ikan lokal Bagarius bagarius dan Tor sp. dan (foto Marmulla @fao.org)
0 komentar:
Post a Comment
Silahkah Berkomentar Sesuai Dengan Konten, Bisa Berupa Tanggapan, Kritik, Ataupun Saran. Terimakasih.