Peristiwa Maqsood, New Delhi, India. |
Dalam benak beberapa orang muncul pertanyaan...
Mengapa harimau tersebut menyerang manusia?
Apakah kehadiran Maqsood membuat harimau putih tersebut merasa terancam?
Siapa yang harus dipersalahkan? harimau, perilaku maqsood yang ceroboh, ataukah pihak kebun binatang yang kurang sigap dalam mengantisipasi kejadian tak terduga semacam itu?
Lantas bagaimana dengan peristiwa lain didalam sejarah, bahwa manusia kadang menjadi target dan mangsa harimau?
Berangkat dari hal tersebut Gomumu mencoba memberikan beberapa tanggapan mengenai perilaku harimau yang kadang menyerang manusia. Semoga menjadi pencerah bagi kita semua..
Harimau adalah top predator atau predator tertinggi dialam liar. Insting memangsa harimau seperti halnya predator-predator lainnya. Dialam liar harimau hidup soliter atau menyendiri dan ditemukan berpasangan pada saat musim kawin. Didalam memangsa harimau biasanya mengendap-endap lalu menyergap mangsanya secara tiba-tiba. Image harimau sebagai hewan buas dikarenakan Ia menjadi predator tertinggi bagi semua hewan yang ada di alam liar. Dengan ukurannya yang besar harimau kadang menjadikannya manusia sebagai target serangan. Didaerah yang terdapat harimau biasanya pernah terjadi serangan terhadap manusia.
Menjawab pertanyaan pertama diatas, mengapa harimau menjadikan manusia sebagai target serangan?
Gomumu menjawabnya dengan berbagai kemungkinan. Yang harus pembaca ketahui bahwa manusia sebenarnya tidaklah masuk dalam menu sarapan harimau. Secara alamiah Si Harimau memiliki daftar menu favoritnya sendiri, yaitu kijang dan babi hutan. Seperti halnya kita semua, ada yang suka sate, ada yang suka ayam goreng, gulai kambing dsb. Namun dengan tingginya gangguan habitat harimau diseluruh dunia akibat penebangan hutan menyebabkan hewan mangsa menjadi berkurang. Babi dan kijang juga banyak diburu oleh masyarakat, sehingga mengakibatkan harimau harus mencari mangsa alternatif lain.
Harimau biasanya harus pergi kepemukiman penduduk yang berbatasan dengan hutan dikarenakan banyak hewan mangsa seperti kambing dan sapi. Banyaknya hewan ternak membuat harimau lebih suka berkeliaran diarea pemukiman. Meskipun manusia bukanlah target serangannya, perjumpaan dengan manusia tanpa disengaja bisa saja membuat harimau merasa terancam lantas menyerang manusia. Dalam banyak kasus harimau hanya memakan organ dalam manusia, bukan daging manusia. Hanya sedikit kasus harimau memakan daging manusia secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia bukanlah target utama serangannya.
Sifat Alami Seekor Anak Harimau Saat Merasa Terancam, Membuka Mulut dan Mengeluarkan Suara Tes Refleks Harimau di China Zoo. Sumber: Dailymail. |
Harimau yang hidup dikebun binatang cenderung menghadapi tekanan (depresi) dan pada beberapa periodik menjadi lebih agresif terhadap manusia. Bahkan beberapa tekanan didalam sirkus menjadi lebih gila lagi. Harimau yang terlihat penurut ternyata mengalami tekanan depresif akibat perlakuan si pawang. Dalam beberapa kondisi insting buas harimau keluar dan menjadi buah simalakama.
Dalam kasus Maqsood di India, tidaklah perlu mencari siapa yang paling salah...
Namun haruslah disadari bersama bahwa memang demikianlah sifat alami harimau putih. Mengapa demikian?
Seperti Gomumu sebutkan diatas, harimau memiliki areal privasi. Areal kandang merupakan areal privasi (teritori) milik harimau. Seperti halnya rumah yang harus dijaga.
Dialam liar harimau akan mempertahankan areal privasinya dari berbagai ancaman. Bahkan biasanya mereka rela bertarung dengan mempertaruhkan nyawanya untuk mempertahankan areal privasi tersebut. Setiap manusia merupakan ancaman potensial bagi harimau. Oleh karena itulah manusia yang belum Ia kenal masuk kedalam areal kandang akan dikira sebagai musuh yang mengancam.
Areal kandang yang sangat sempit untuk ukuran hidup normal harimau mungkin menambah tingkat sensitifitas dan agresifitas harimau putih tersebut. Jadi yang harus digarisbawahi adalah harimau tidak akan membunuh jika merasa tidak terancam. Mereka tidak akan mengganggu jika tidak merasa terganggu. Kita memeliharanya maka kitapun harus memahami sifat alaminya. Mungkin mereka melihat kita seperti halnya kita saat melihat mereka. Jadi menurut Gomumu sudut pandang ini sangatlah penting untuk dipahami. Kita semua adalah makhluk hidup yang memiliki hak yang sama untuk hidup.
Memelihara harimau adalah sah selama mengikuti peraturan yang ada dan untuk tujuan edukatif. Namun harus selalu diingat, kondisi, makanan, ruang, dan lingkungan hidup harimau haruslah disesuaikan dengan kebutuhan harimau. Keamanan bagi pengunjung adalah hal utama yang harus diperhatikan pihak pengelola. Keamanan berlapis seperti membuat pagar kedua untuk mencegah kecelakaan bila ada pengunjung yang terjatuh harus dipikirkan oleh piihak pengelola. Harimau yang selalu kita sebut dengan "hewan buas" dan "raja rimba" ternyata kalah buas dari makhluk hidup lain bernama "Manusia". Dari jumlah manusia yang mati karena harimau tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan jumlah harimau yang mati karena ulah manusia. Karena manusialah harimau harus terancam hilang selamanya dari permukaan bumi, alias punah. Kita jangan sampai lupa, jumlah mereka hanya tinggal hitungan ekor saja. Lantas siapakah yang lebih buas? Salam Hijau @GOMUMU.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkah Berkomentar Sesuai Dengan Konten, Bisa Berupa Tanggapan, Kritik, Ataupun Saran. Terimakasih.